[Tanya]
Ass Wr. Wb.
Mas Her, mau tanya. Saya sudah menikah, dan pasangan saya baik sekali. Tapi kenapa ya, belakangan ini saya merasa sedang tidak terlalu mencintainya, dan ada saja kekurangan dia di mata saya sekarang. Bahkan mulai tumbuh rasa ‘suka’ kepada sahabat saya yang lain? Saya setengah mati menahan rasa ini, tapi rasa itu tetap ada.
[Jawab]
Wa alaikum salaam wr. wb.
Itu hikmah, ujian, dan bahan baku doa.
Itu sebuah hikmah:
Bahwa tiada yang kekal. Bahkan cinta yang pernah terasa dahsyat, itu pun tidak kekal. Akan ada habisnya, dan akan ada tumbuhnya kembali. Hikmah ini, pada akhirnya, akan mengajarkan satu hal: hanya Allah yang konstan.
Allah konstan, sekaligus dinamik. Dia kekal, sekaligus bisa merubah apapun dan kapanpun, sehingga berubah. Pada akhirnya nanti kita akan belajar, bahwa dua kutub yang bertolak belakang, dua hal yang berlawanan, akan menyatu di Dia saja.
Cinta merupakan hak-Nya. Cinta adalah sebuah rasa yang agung, yang indah, dan datang dari Dia, walaupun bisa jadi ia datang lewat pintu syahwat dan hawa nafsu. Kita tidak mungkin mengenal cinta ilahiyyah, jika kita tidak tau rasa cinta manusiawi.
Kita bisa mencintai seseorang yang kemudian menjadi pasangan kita, itu tidak bisa dilogikakan. Kenapa mencintai si A? Kenapa begitu anak kita lahir, tiba-tiba saja tumbuh sebuah rasa cinta baru yang amat sangat kepada anak kita itu? Karena Dia yang menghadirkan rasa itu. Kita bisa mencintai seseorang, karena Dia yang memberikannya. Dia menghadirkan apapun, dan kapanpun, sekehendak-Nya.
Cinta makhluk, membutuhkan dua pihak. Dan supaya cinta ini hidup, keduanya harus serempak. Sebagaimana sayap, mustahil terbang jika tidak serempak. Dalam cinta makhluk, jika penghayatan keduanya berbeda, jika cakrawala pandang berbeda, jika kedalaman perenungannya berbeda, dan pemaknaan cintanya berbeda, kedua cinta tidak akan bertemu. Akhirnya cinta akan mati. Maka dari itu, jika dalam pasangan salah satu tidak berusaha mengimbangi yang lain, atau salah satu tertinggal dalam hal penghayatan cinta maupun kedalaman perenungannya, akan mati. Demikian juga bila salah satu tidak berusaha menyelami pasangannya.
Tapi setiap kematian, akan melahirkan sesuatu yang baru. Demikian pula cinta. Kematian cinta akan melahirkan sesuatu yang lebih tinggi lagi. Bisa jadi cinta yang baru, yang lebih dalam, maupun hikmah. Bisa apa saja.
Itu sebuah ujian:
Bahwa Dia sedang membuat kita merenung sumpah kita dulu ketika menikah. Pasangan kita akan semakin tampak ketidaksempurnaannya. Tapi seharusnya, kita menerimanya apa adanya. Kita pernah bersumpah di akad nikah dulu: kita menerimanya dalam keadaan apapun. Kita bersumpah ‘mengabdi’ pada pasangan, sebagai wujud pembelajaran pengabdian pada Dia. Sempurna ataupun tidak sempurna.
Allah pun demikian. Walaupun Dia Maha Sempurna, ada kalanya Dia tampak tidak sempurna di mata kita yang bodoh ini. Kadang tindakan-Nya menyakitkan kita, kadang menyebalkan kita. Kadang kita tidak memahami-Nya, kadang Dia demikian membingungkan. Kadang cinta kita pada-Nya terkikis. Meski demikian, akankah kita hentikan pengabdian ini kepada-Nya? Apakah kita hanya mau mencintai-Nya, jika Dia memberi imbalan saja? Jika kita mampu merasakan rasa dimanja-Nya saja?
Belajar ‘mengabdi’ (dalam tanda kutip) pada pasangan, pada akhirnya kita akan belajar mengabdi kepada-Nya. Kita berusaha memenuhi hak-hak anak dan istri sebaik-baiknya, seorang istri berusaha memenuhi hak-hak suami dan anak-anaknya sebaik-baiknya pula, maka lambat laun kita akan belajar untuk memenuhi hak-hak Allah sebaik-baiknya.
Itu sebuah bahan baku doa:
Segala sesuatu membutuhkan bahan baku. Kekhusyukan dan rasa fakir kepada-Nya pun membutuhkan bahan baku.
Dia pemilik cinta. Jika kita tidak mampu menumbuhkannya, jika kita tidak lagi memilikinya, akui saja kefakiran kita ini kepada-Nya. Mintalah, mohonlah. Kita meminta sesuatu yang benar-benar kita butuhkan, dengan demikian kita akan menghasilkan sebuah doa yang original, sebuah doa yang bukan sekedar basa-basi di bibir. Kita akan memohonkan sebuah doa yang benar-benar kita pahami: bahwa kita membutuhkan rasa itu.
Hentikanlah mengeluh, menyalahkan pasangan kita bahwa dia begini dan begitu, sehingga kita tidak lagi mencintainya. Jika Allah tidak lagi mencintai kita, apakah kita akan menyalahkan-Nya? Lihatlah pada diri kita, bercerminlah. Apa yang kita perbuat, sehingga Dia tidak lagi mencintai kita. Demikian pula dalam hal cinta pada pasangan kita.
Segala sesuatu sampai pada kita, bukan saja diizinkan-Nya, tapi bahkan –dikehendaki-Nya– untuk terjadi. Ini adalah bahan baku perenungan dan permohonan, bukan bahan baku keluhan dan ketidak ikhlasan.
Jika cinta kita pada seseorang terasa semakin hambar, mohonlah untuk disegarkan, ditumbuhkan kembali. Jika kita tidak mencintai Dia, maka mohonlah akan rasa cinta kepada-Nya. Jika kita mencintai yang terlarang, maka mohonlah pula agar syahwat cinta itu dipadamkan.
Segala sesuatu adalah tamu dari-Nya. Tamu datang ke qalb kita sebagai ‘Rasul-Nya’, untuk mengingatkan kita bahwa sebenarnya, disadari maupun tidak, kita membutuhkan Dia. Kita hanya bisa meminta pada Dia.
—Herry Mardian—
———-
Berkenaan dengan setiap rasa yang datang ke hati, kita renungi puisi seorang mursyid besar yang pernah ada di dunia ini, Jalaluddin Rumi, tentang diri kita sebagai ‘Rumah Tamu’.
The Guest House
This being human is a guest house.
Every morning a new arrival.A joy, a depression, a meanness,
some momentary awareness comes
as an unexpected visitor.Welcome and entertain them all!
Even if they are a crowd of sorrows,
who violently sweep your house
empty of its furniture,
still, treat each guest honorably.
He may be clearing you out
for some new delight.The dark thought, the shame, the malice.
meet them at the door laughing and invite them in.Be grateful for whatever comes.
because each has been sent
as a guide from beyond.(Jalaluddin Rumi, translation by Coleman Barks)
__
* Terjemahan puisi ini dalam bahasa Indonesia ada di sini.
* Artikel ini repost dari artikel lama.
* Gambar diambil dari sini
0 comments On Rasa Cinta Yang Salah
mmm.. kalo mau baik2in orang karena mereka ngasih sesuatu (perhatian, servis, cantik, dll) rasanya kok ndak bisa dibilang cinta. mungkin disebut “transaksi jual-beli sosial” aja.
Mas Herry kalau orang menikah kudu baca Syahadat Rasul:mrgreen:
trus dulu saat Muhammad menikah beliau bacanya apa 😆
mohon pencerahannya
Awal-awal perhiasan syurga itu bunga.
awal-rupa bunga itu Ros.
Awal warna ros itu merah.
Awal ujud itu Kasih sayang.
Awal-awal pertemuan itu Cinta.
Salam.
aku tertarik ngeliat gambarnya … hehee
salam…
syabas…
saya begitu tertarik dengan hasil penulisan mas herry.
thanks for the info….
nida husain,
malaysia
Anda menghukumkan aku menikah?
Haruskah.
Wajibkah.
Halalkah.
Sunatkah.
Haramkah?
Adakah agama mencakupi tuntutan semua persolan ini?
Lantas,pilihlah satu supaya tidak celaru pikiran kita,juga hidup kita.
Thanx artikel2nya kang herry, …dalem tapi mudah dimengerti…walaupun ada yg bikin saya bingung, tapi semuanya bikin saya merenung..ternyata dangkal banget beragama saya…
Tolong kupas tentang nikah beda agama dong kang..
& sudah lama saya mau jadi pejalan, tapi gak tau mulai dari mana..
haturnuhun..
Asingkan sekelian wajah bunga Ros itu.Perlihatkan klopak-klopak nya yang bertaburan.Namun manusia tetap akan mengenali bahwa klopak bunga itu datang dari sekumtum bunga Ros itu jua.Apa akan terjadi pada warnanya ros itu ya???
Rupa Cinta.Salam.
Kamu tidak nampak pada cinta yang tidak punyai mata,lidah dan hati.Namun kamu tetap mengaku aku mencintai diri……Mu.Kenapa?
Anak kecil cintanya pada Ibunya hanya pada susunya saja.Bisa kah aku mencatumkan cinta 2 menjadi 1 dalam diri ini?????
Takongkan air pada satu bekas.bisa tambah lagi jika mau.oh tidak kerana sudah puas pada satu takongan saja.bisa takongan air itu di buat minum.oh tidak cukup untuk satu jenis minuman yang dapat menyegarkan.Nikmat nyaaa!!
salam.
Tujuan Cinta itu Bagi menemui RahmatNya Yang tersembunyi atau dalam bahasa Inggerisnya ‘ Hidden Blessing ‘ cari pada hati yang sedar.
Salam.
cinta itu begitu agung…
kita memilkinyapun,seharusnya bersyukur sekali…
karna dapat mencintai seseorang itu adalah anugrah yang indah..
apapun keadaan pasangan kita,seharusnya kita bisa menerima
apa adanya..karena kita telah berjanji untuk mencintainya…
love and peace..:smile:
:idea:subhanallah…suatu pencerahan yang bijak
Ass Wr wb
Mas Her mohon ma’af sebelumnya saya tak sengaja membaca blog sampeyan ini ketika saya mengalami hal yang sama dengan penaya intinya sama tapi jalannya yang beda. kalau melihat penanya jatuh hatinya karena kulino.
Sungguh saya beruntung dapat menemukan blog ini sehingga keruwetan yang saya alami berkurang 90% tinggal 10% yang belum yaitu melupakan segalanya yg pernah terjadi
Mas her kalau bisa saya minta alamat email, ada yang ingin saya tanyakan secara pribadi
salam kenal
SELAMAT!!!
akhirnya hari yang ditunggu tiba juga!!
Amiin…
Semoga diberi berkah yang terbaik, rahmat terindah, kebahagiaan yang tanpa henti, dan.. keindahan dalam menjalani seluruh kehidupan yang terbentang di depan nanti bagi dua insan yang akan bersatu..
Amiiin…
To K Herry & Allistyana
(aku bocor banget ya?? sengaja!! abis kesel pengumumannya gak ditaro di blog..??)
walah suatu ungkapan yang indah, suatu perumpamaan yang menyejukan, salut buat Mas Her.
Sayang saat ini banyak muslimah yang lupa akan makna seorang istri dalam ISLAM (* bukan berarti suami ga ada salahnya lhooo *).
Salam Kenal.
Posting ini pernah saya baca, tapi ga akan pernah bosan, sebagai bahan perenungan dikala iman lagi digoda….Mas bikin buku donk…untuk tulisan2 nya. Takut sewaktu2 ga bisa akses blogsome…
“Kebetulan itu tidak ada.” 🙂
Ya, tika benar. Saya, tangan saya, kepala saya, segala sesuatu di diri saya, segala kejadian dalam hidup saya lahir dan batin, adalah mutlak milik Allah….semoga suatu hari nanti saya benar-benar menyadari dan mengalami pemahaman ini secara mutlak pula.
Alhamdulillah. Semoga bermanfaat…
adakah suatu kebetulan yg seperti ini mas…? sy hanya percaya satu hal..bahwa Allah pemilik tangan anda dan jiwa anda. hingga dapat adanya keluar tulisan ini. Allahuakbar….!! Segala puji Mu Ya Rabb. Segalanya seperti begitu hidup dan berpendar dlm relung hati sy….
Kehidupan rumah tangga….adalah kehidupan berujian….dan ujian….dan ujian….!
Thank u for such a good writing. I always wonder a quention about love n today i found the answer.
I always knew that my late mom is so special but now i understood why she looked so near to GOD.
It is because dia penuhi hak suaminya, anak2 n always have her heart to HIM.
Thx again.
Lho lha iya.. wong barang enak kok pada bingung..
Kalo jawabnya jangan… ya .. jangan dipaksaiin..
Kalo jawabannya iya… ya apa boleh nolak..? nikmati saja..
syukuri aja . kalo mau bersyukur khan ntar di tambah …
kalo gak bisa ya… jgn salahin …..
…
Gitu aja kok lemot…?:lol:
bagus entri ini..
mata kita yang jauh sehasta pun sudah samar lihatnya, apatah lagi ingin memandang suatu perkara dengan pandangan yg dalam.
Kembali pd Allah, tempat tumpah segala cinta kita. DI situ ada jawapannya..
Jawabannya agak panjang… kapan ya saya sempat menuliskannya?
Bisa kah bertanya?
Sesuai dengan judul diatas, apakah cinta si penanya tadi adalah cinta yang salah?
Apakah ‘jodoh’ jodoh itu sebenarnya?
Kalau boleh, apakah bisa bertanya lebih lanjut lewat japri?