Pada saat itu, kita adalah 'gladiator' di arena rumput dan bentangan tali rafia. Kita tidak memikirkan untuk menikmati kemenangan: saat itu kita simply menghirup pertarungannya. Pada saat itu, apapun selain garis finish dan sendok dengan kelereng di mulut sedang tidak relevan di kehidupan kita.
Kearifan kuno ihwal kaitan antara pengetahuan dan pengenalan diri tersebut kini sudah benar-benar terlupakan. Pengetahuan lebih sering dikembangkan bukan untuk mengenal diri manusia sendiri, melainkan untuk mengetahui, atau bahkan mengeksploitasi, segala hal selain diri manusia.
SEBENTAR lagi Ramadhan. Di bulan puasa itu, sering kita dengar kalimat 'Berbuka puasalah dengan makanan atau minuman yang manis,' katanya. Konon, itu dicontohkan Rasulullah saw. Benarkah demikian?
Dari Anas bin Malik ia berkata : "Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk seteguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud) Nabi Muhammad Saw berkata : "Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci."
......."Bersuluk adalah bangkit dari keterpurukan," katanya padaku bertahun-tahun yang lalu. Dan baru sekarang dapat kuraba sedikit makna kata-kata itu. Bangkit dari keterpurukan, adalah dari keterpurukan jiwa dan keterpurukan jasad. Keterpurukan ukhrawi, dan keterpurukan duniawi. Bersuluk adalah berjuang. Mujahadah, mujahadah, mujahadah. Bukan untuk mengejar kemenangan. sebab menang atau kalah, adalah anugerah Tuhan. Berjuang menghadapi persoalan... berjuang menghadapi syahwat dan hawa nafsu yang tak mau ditundukkan...
Mas, mau tanya. Saya sudah menikah, dan pasangan saya baik sekali. Tapi kenapa ya, belakangan ini saya merasa sedang tidak terlalu mencintainya, dan ada saja kekurangan dia di mata saya sekarang. Bahkan mulai tumbuh rasa 'suka' kepada sahabat saya yang lain? Saya setengah mati menahan rasa ini, tapi rasa itu tetap ada.
Anda pernah jatuh cinta? Pernah melihat atau sekedar berkenalan pada seseorang, lalu anda mulai tertarik dengannya? Awalnya mungkin ada sebuah 'rasa' terhadapnya. Lalu anda mulai sering memikirkannya. Banyak hal yang dilakukannya membuat anda tertarik, walaupun mungkin tidak setiap saat kita berinteraksi dengannya. Ketika dia terlihat ramah dan tersenyum pada kita satu atau dua detik, atau sekedar berkata "Halo, apa kabar?" sambil tersenyum, pikiran kita mulai berpersepsi.