Who am I? Why am I here? Pernah nggak sih kita bertanya seperti itu? Sejenak saja, sambil malam-malam mengukur jalanan kota yang gloomy ini, membiarkan pikiran kita mundur ke masa lalu ketika bayi, ketika di dalam perut Ibunda, dan jauh ke belakang membayangkan ketika kita pernah bertemu berhadap-hadapan dengan "sosok" yang sekarang kita sebut "Tuhan" (well, for those who believe) :
Apa sih sebenarnya makna 'ihsan' itu? Kita sering sekali mendengar kata ini, atau membicarakannya pada orang lain. Tapi sebenarnya apa sih maknanya?
Kenapa sangat penting membahas arti kata 'ihsan'? Karena sebagaimana diajarkan Jibril as. dan Rasulullah Saw (dalam hadits Bukhari 1 : 47), 'Ihsan' adalah salah satu dari tiga komponen yang membentuk ad-diin kita, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Jika satu komponen saja tidak ada, atau tidak paham, maka kita belum ber-diin dengan sempurna.
Jika kita sudah paham makna 'ihsan', kita juga akan bisa meraba maksud makna kata-kata turunannya seperti 'hasan', 'ahsan', 'muhsin', 'hasanah', dan lain sebagainya.
WHAT is a sufi in your mind, my dear friend?
Coba saya tebak. Orang yang menghitung tasbih setiap langkahnya? Orang yang berpakaian lusuh dari bulu domba? Orang aneh yang senantiasa berpuisi dan berfilsafat tentang Tuhan dan malaikat? Orang yang mencoba mengambil jarak sejauh-jauhnya pada kehidupan dunia, berkata "haram!" pada dunia? Well, my friend, it's a jadul stereotype. Prasangka jaman dulu tentang para sufi.
Assalamu'alaikum, ijinkan saya bertanya, bagaimanakah menemukan "Hamba yang Disucikan" atau Al-Muthahharuun? Mohon maaf sebelumnya dan terima kasih atas perhatiannya.
Tujuan sejati dari suatu suluk (tazkiyatu-nafs) adalah untuk menemukan kodrat diri, merupakan qudrah atau kuasa Allah Swt yang ada di dalam nafs, sebagai mandat atau misi hidup yang harus dimanifestasikan. Barangsiapa mengenal nafs-nya maka akan melihat qudrah dirinya sebagai bayangan terbatas dari qudrah-Nya, dan barangsiapa yang mengenal kuasa-Nya maka akan mengenal Rabb-Nya, sebagaimana dikatakan Rasulullah Saw, “man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu.” Dan kodrat diri ini tak lain merupakan fitrah Allah Swt yang disematkan kepada diri insan tertentu yang telah menegakkan ad-diin dalam dirinya.
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!